Selasa, 12 November 2013

Soal-Soal Ikatan Kimia SMA


1. Apakah yang dimaksud dengan kaidah oktet.
2. Bagaimanakah kecenderungan atom logam ? Mengapa ?
     What is the tendency of metallic atom? Why?
3. Mengapa atom dengan nomor 19 tidak mungkin membentuk ion negatif ?
Why 19X can’t form negative ion ?.
4. Cenderung membentuk ion positif atau negatifkah atom berikut:
    What is the tendency of the following atom, to be positive or negative ion?
a. 12X        b.  17Y              c.  18Z              z. 13Al
5. Bagaimana struktur Lewis untuk atom dengan nomor atom:
     What is the Lewis structure of the following atomic number:
a. 6           b. 12                c.  17               d.  16
6. Kapan terjadi ikatan ionik ? Kapan terjadi ikatan kovalen ? Kapan terjadi ikatan koordinasi ?
     When the ionic, covalent, and coordination bonding happen?
7. Jenis ikatan apa yang terjadi pada pasangan berikut dan apa rumus senyawa yang dihasilkan baik rumus molekul, rumus struktur maupun struktur Lewisnya:
a. 11X        dengan            16Y
b. 12X        dengan            15Y
c. 17X        dengan            16Y
d. 17X       dengan            17X
e.  8Y        dengan            8Y
f. 7Z          dengan            7Z

     What is the kind of bonding, molecule formula, structure formula and Lewis structure of the following couple?
a. 11X        with                 16Y
b. 12X        with                 15Y
c. 17X        with                 16Y
d. 17X       with                 17X
e.  8Y        with                 8Y
f. 7Z          with                 7Z
8. Adakah ikatan koordinasi pada:
     Is there a coordination bonding for the following molecule?
a. CO2
b. SO2
c. NH3
d. H3O+
9. Kapan terjadi ikatan kovalen tunggal, kapan rangkap dua dan kapan rangkap tiga ?
     When is the single, double and triple covalent bonding happen?
10. Ikatan rangkap berapakah yang terdapat pada molekul X2 jika nomor atom X adalah 16 ?
      What is the type of X2 molecule, double or triple bonding if the atomic atom of X is 16?
11. Jenis ikatan apa sajakah yang terdapat dalam:
      What is the type of bonding for the following molecule :
Determine the chemical bonding of the following molecule:
a. H2         b. HCl             c. NaCl            d. K2O
e. KOH    f. FeO              g. H2O             h. H2SO4
12. Bagaimana struktur Lewis pada molekul:
      What is the Lewis structure of the following molecule:
a. H2         b. HCl             c. NaCl            d. K2O
e. KOH    f. FeO              g. H2O             h. H2SO4
13. Bandingkan sifat senyawa dengan ikatan ionik dengan senyawa dengan ikatan kovalen, mengenai kekuatan ikatannya, daya hantar listriknya, titik didihnya
      Compare the bonding strength, electric conductivity and boiling point between ionic and covalent molecule!
14. Bagaimana hubungan antara bentuk molekul dengan kepolaran molekul?
      What is the relation between the molecular shape and polarity of molecule?
15. Manakah di antara molekul berikut yang polar, mana pula yang non polar:
      Which of the following molecule is polar and which of the following is non polar?
a. HCl       b. H2                c. PCl3             d. BF3
e. H2O      f. BeCl2           h. N2                i. NH3
16. Mengapa molekul BF3 disebut salah satu molekul yang menyimpang dari kaidah oktet ?
17. Berikan beberapa contoh molekul yang juga menyimpang dari kaida oktet.
18. Tunjukkan ikatan koordinasi yang terdapat pada ikatan NH4+.
19. Mengapa H2O tidak dapat mengikat atom H tetapi dapat mengikat H+ ?
20. Mengapa BF3 non polar, padahal NH3 ternyata polar ?

===000===


vitamin dan mineral



BAGIAN I
VITAMIN
A.      PENGERTIAN VITAMIN
Vitamin  adalah sekelompok senyawa organik aminaberbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.       Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu  gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6,vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.


B.      PENYERAPAN VITAMIN DALAM TUBUH

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi.

Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut ini :

Tabel  Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin
Mekanisme Penyerapan
Vitamin A, D, E, K dan beta-karoten
Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.
Vitamin C
Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin)
Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin)
Difusi pasif
Niasin
Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin)
Difusi pasif
Folasin (Asam Folat)
Menggunakan Na+
Vitamin B12
Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung.

Sumber : Muchtadi, 2009
C.       KLASIFIKASI VITAMIN

Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air, karena yang pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air  terdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1 sampai  B12), yang selain mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.

Vitamin yang larut dalam lemak banyak terdapat dalam daging ikan, minyak ikan, dan biji-bijian sumber minyak seperti kacang tanah, kacang kedelai dll. Vitamin yang larut dalam lemak sekali diserap tubuh akan disimpan dalam hati atau jaringan-jaringan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak memerlukan pengangkut berupa protein untuk memindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka vitamin-vitamin tersebut tidak diekskresikan, akibatnya vitamin ini ditimbun dalam tubuh bila dikonsumsi dalam jumlah banyak. Vitamin-vitamin yang larut dalam air begerak bebas dalam tubuh, darah dan limpa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin ini mudah rusak dalam pengolahan, dan mudah hilang karena tercucu, larut dalam air dan keluar dari bahan.

Vitamin  yang larut dalam lemak, yaitu A, D, E dan K, memiliki sifat-sifat umum, antara lain:
1.       Tidak terdapat di semua jaringan
2.       Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
3.       Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
4.       Menyusun struktur jaringan tubuh
5.       Diserap bersama lemak
6.       Disimpan bersama lemak dalam tubuh
7.       Diekskresi melalui feses
8.       Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh cahaya, oksidasi
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
1.       Tidak hanya tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
2.       Tidak memiliki provitamin
3.       Terdapat di semua jaringan
4.       Sebagai prekusor enzim-enzim
5.       Diserap dengan proses difusi biasa
6.       Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh
7.       Diekskresi melalui urin
8.       Relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan

D.      MACAM MACAM VITAMIN , SUMBER DAN FUNGSINYA
Untuk mengetahui macam-macam vitamin, sumber dan fungsinya, berikut kami sajikan informasinya dalam tabel.
Tabel Vitamin, Sumber & Fungsinya
No
Nama Vitamin
Sumber
Fungsi
Akibat Kelebihan dan Kekurangan Mengkonsumsi
1.
Vitamin A (retinol = anti seroftalmia) = C20H30O
Sayur-sayuran dan buah-buahan, berwarna kuning dan merah (mengandung karoten), hati, susu, dan daging
·          Memelihara kesehatan mata dan  kulit 
·          Pertumbuhan tulang dan gigi
·         Xeroftalmia (terganggunya kelenjar air mata)
·         Rabun senja
·         Kulit kasar
·          Kelelahan

2.
Vitamin B1 (tiamin) = C12H17ON4S
Hati, ginjal, susu, mentega, kuning telur, ikan, kacang-kacangan, dan kulit ari padi
·          Koenzim dan metabolisme
·          Metabolisme karbohidrat
·          Memelihara fungsi sistem saraf
·          Memelihara sistem pencernaan dan nafsu makan
·         Nyeri saat perjalanan impuls di saraf perifer
·         Pembengkakan neuron pada susunan saraf pusat
·         Beri-beri dan endema
·         Hilang nafsu makan
·         Gangguan jantung dan otot
·          Mata lemah
3.
Vitamin B2 (riboflavin laktoflavin) = C17H20O6N4
Hati, ginjal, jantung, otak, susu, telur, mentega, sayuran, dan ragi
·         Transmisi rangsangan cahaya ke saraf mata
·         Menjaga nafsu makan
·          Memelihara kulit di sekitar mulut
·         Luka di sudut bibir (keilosis)
·         Katarak
·         Dermatitis
·         Diare
·          Kelemahan otot
4.
Vitamin B3 (niasin) = C6H5O2N
Susu, hati, ikan, telur, dan sayur-sayuran
·         Pertumbuhan sel
·         Bersama fosfat membentuk koenzim yang berperan dalam respirasi sel
·         Penyakit pelagra dengan gejala 3D (radang kulit/dermatitis, diare, dan demensia)
5.
Vitamin B5 (asam pantotenat) = C9H17O3N
Ragi, hati, kuning telur, daging, buah-buahan dan sayur-sayuran
·         Memelihara tingkat gula darah yang normal
·          Komponen struktur koenzim-A yang berperan dalam proses oksidasi sel
·         Radang kulit
·         Nafsu makan menurun
·         Insomnia
6.
Vitamin B6 (piridoksin) = C8H12O2N
Sayuran hijau, hati, daging, telur, dan susu
·         Memelihara keseimbangan unsur P dan K dalam sel
·          Aktif dalam pembentukan antibodi dan beberapa koenzim dalam metabolisme
·         Peradangan kulit
·          Anemia
7.
Vitamin B11 (asam folat) = C12H12O6N7
Kacang-kacangan, ragi, hati, daging, pisang, lemon, dan sayuran hijau
·         Pembuatan koenzim untuk produksi eritrosit
·         Membentuk asam nukleat untuk sintesis protein
·         Anemia
·         Diare
·         Megaloblastosis (membesarnya eritrosis)
·          Terhambatnya petumbuhan
8.
Vitamin B12 (sianokobalin = anti anemia pernisiosa) = C63H90O3N2S
Daging, unggas, ikan, telur, susu,keju,hati, udang dan kerang
·         Metabolisme sel dan pertumbuhan jaringan
·         Pembentukan eritrosit
·         Kelelahan
·         Pusing
·         Anemia
·          Peradangan saraf

9
Vitamin C (asam askrobat = C6H8O6
Jeruk, tomat, nanas, pepaya, semangka, stroberi, hati dan sayur-sayuran segar
·         Pembentukan serabut kolagen
·         Menjaga elastisitas kapiler darah
·         Menjaga perlekatan akar gigi pada gusi
·         Koenzim reaksi katabolisme karbohidrat dan lemak
·         Pendarahan pada gusi dan persendian
·         Otot sakit
·         Degenerasi (pengurangan) sel-sel kulit
·            Skorbut (penyakit karena kekurangna vitamin C)

10.
Vitamin D (ergosterol = kalsiferol) = C28H44O
Susu, minyak ikan, kuning telur, ragi, dan sinar ultraviolet
·         Absorpsi fosfor dan kalsium
·         Pembentukan tulang dan gigi
·         Rakhitis (pada bayi)
·         Osteomalasia (melunaknya tulang pada orang dewasa)
11.
Vitamin E (tokoferol = antisterilitas)= C29H50O2
Kecambah, susu, kuning telur, kacang-kacangan, tumbuhan hijau dan biji gandum
·         Pembentuka eritrosit
·         Fungsi reproduksi
·         Mencegah oksidasi lemak tak jenuh
·         Penimbunan lemak pada otot
·         Kemandulan
·          Pecahnya eritrosit
12.
Vitamin K (filokinon = anti hemoragia) = C31H46O2
Sayuran hijau, hati dan daging
·         Pembekuan darah
·         Pembentukan protombin dalam hati
·         Darah sukar membeku
·         Pendarahan

Sumber : Andreklopedia Selasa, 29 Januari 2013 Tabel Mineral Dan Vitamin ( Sumber & Fungsinya )

E.      TINJAUAN SIFAT DAN KARAKTERISTIK VITAMIN
1.       VITAMIN A
Vitamin A pada umumnya terdapat di dalam hasil-hasil hewani seperti daging, susu, keju, kuning telur, hati, ikan dan telur. Hasil nabati pada umumnya tidak mengandung vitamin A tetapi mengandung zat dalam bentuk provitamin A yang dikenal sebagai beta karoten, misalnya di dalam buah tomat, pepaya, wortel dan sayur-sayuran hijau. Semakin hijau daun semakin tinggi kadar karotennya. Wortel, ubi jalar dan waluh kaya akan karoten. Slada dan kol miskin karoten.

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta ayam, pertumbuhan yang tidak normal pada saat anak-anak serta kelainan pada selaput mata dan selaput epitel. Vitamin A berperan menjaga agar kornea mata selalu sehat. Mata yang sehat mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Akan tetapi bila kekurangan vitamin A, sel epitel akan mengeluarkan keratin, yaitu protein yang tidak larut dalam air dan bukan mukus. Bila sel-sel epitel mengeluarkan keratin, sel-sel membran akan kering dan mengeras, hal ini dikenal dengan  keratinisasi. Keadaan tersebut bila berlanjut menyebabkan xeroftalmia (buta ayam). Bila berlanjut terus menyebabkan kebutaan.

2.       VITAMIN B
Golongan vitamin B kompleks mencakup thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (asam nikotinat, niasin amida), pyridoxin (vitamin B6), asam pantotenat, asam folat, folasin (asam folat dan turunan aktifnya), sianokobalamin (vitamin B12), biotin dan choline. Semua vitamin dari golongan ini biasanya ditemukan di dalam bahan pangan yang sama seperti hati, ragi, dedak dari biji-bijian. Semua vitamin golongan ini dibutuhkan untuk kewajaran metabolisme dan untuk keaktifan enzim. Kekurangan vitamin B, menyebabkan penyakit beri-beri.

Tiamin (vitamin B1) bentuk murninya adalah tiamin hidroklorida. Tiamin tidak dapat disimpan banyak oleh tubuh, tetapi dalam jumlah terbatas dapat disimpan dalam hati, ginjal, jantung, otak, dan otot. Bila tiamin terlalu banyak dikonsumsi, kelebihannya akan dibuang melalui air kemih. Tiamin aktif dalam bentuk kokarboksilase dikenal sebagai tiamin pirofosfatasse (TPP). Pada prinsipnya tiamin berperan sebagai koenzim dalam reaksi-reaksi yang menghasilkan energi dari karbohidrat dan memindahkan energi membentuk senyawa kaya energi yang disebut ATP (Adenosin Trifosfat). Sumber tiamin yang baik sebetulnya biji-bijian, seperti beras PK (pecah kulit) atau bekatulnya. Karena derajat penyosohan yang tinggi, bagian penting tersebut biasanya juga hilang dan kini dimulai usaha fortifikasi biji-bijian dengan tiamin. Daging, unggas, ikan, dan telur sumber vitamin B1, sayur dan buah kadar tiaminnya kecil.

Vitamin B2 disebut riboflavin karena strukturnya mirip dengan gula ribosa dan juga karena ada hubungan dengan kelompok flaavin. Riboflavin yang larut dalam air memberi warna fluoresense kuning-kehijauan. Roboflavin sangat mudah rusak oleh cahaya dan sinar ultra violet, tetapi tahan terhadap panas, oksidator, asam, dan sebaliknya sangat sensitif terhadap basa. Riboflavin merupakan komponen suatu enzim yang dikenal sebagai flavoprotein dan terlibat dalam reaksi-reaksi metabolisme intermediet. Kekurangan riboflavin timbul cheilosis dengan gejala retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut (bibir), kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah, mulut makin sakit. Sumber riboflavin terutama berasal dari hasil ternak, hati, ginjal, dan jantung mengandung riboflavin dalam jumlah yang tinggi.

Vitamin B6 terdiri dari kelompok piridina yang banyak kesamaannya satu dengan yang lain, yaitu piridoksin, piridoksal, dan piridoksamina. Vitamin B6 larut dalam air dan relatif stabil terhadap panas dan asam. Piridoksal akan rusak dalam larutan alkali, tetapi paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan. Vitamin B6 bertindak sebagai koenzim piridoksal fosfat bagi banyak reaksi enzim, dan sebagian besar terlibat dalam metabolisme asam amino (dekarboksilasi, transaminasi, dan perubahan triftopan menjadi niasin). Sumber utama vitamin B6 adalah daging, unggas, dan ikan, kentang, ubi jalar, dan sayur-sayuran, susu dan biji-bijian secara berurutan. Kekurangan vitamin B6 menyebabkan gejala kulit rusak, syaraf motorik terganggu, dan kelainan darah. Pada bayi sering terjadi kekurangan vitamin B6 karena mengkonsumsi susu kering yang tlh kehilangan vitamin B6; bayi tersebut menderita rangsangan syaraf, kejang, lemah badan, dan sakit perut.

Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks molekulnya, yang mengandung sebuah atom kobalt yang terikat mirip dengan besi terikat dalam hemoglobin, atau magnesium dalam klorofil. Vitamin B12 terdapat dalam beberapa bentuk, dan dikenal sebagai kobalamina; sianokobalamina merupakan salah satu bentuk yang paling aktif. Sianokobalamina larut dalam air, tahan terhadap panas, inaktif oleh cahaya, asam keras atau larutan alkali. Hanya sedikit yang hilang oleh cara pemasakan normal. Kini vitamin B12 dapat disintetis dan diproduksi dengan murah dari hasil samping reaksi fermentasi yang diperlukan dalam poduksi antibiotik seperti penisilin dan streptomisin. Vitamin B12 banyak terdapat pada hasil ternak terutama hati, sayuran daun komprey, oncom dari bungkil kacang tanah, produk fermentasi kedelai seperti tempe, tuco, dan kecap. Vitamin B12 berperan dalam menjaga agar sel-sel berfungsi normal terutama sel-sel saluran pencernaan, sistem urat syaraf, dan sumsum tulang. Dalam sumsum tulang koenzim vitamin B12 sangat diperlukan untuk sintesis DNA. Bila DNA tidak diproduksi, erothroblast tidak membelah diri tetapi membesar menjadi megablast. Kekurangan vitamin B12 menyebabkan pernicious anemia, suatu penyakit yang disebakan oleh keturunan, yaitu karena faktor intrinsik tidak diproduksi oleh tubuh, akibatnya vitamin B12 tidak diserap. Sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel eritrosit yang normal, tetapi memproduksi dan memasukan sel makrosit ke dalam saluran darah. Karena itu daya angkut hemoglobin menjadi sangat terbatas. Akibatnya timbul anemia, pucat, gangguan perut, kurang berat dan glositis.

3.       VITAMIN C
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi). Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003). Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada bahan makanan nabati,yaitu sayur dan buah terutama yang mengandung asam (Sunita, 2004).

Berikut daftar Bahan Makanan Sumber Vitamin C (mg Vit.C/100 g bahan) (Sumber: Daftar Analisa Bahan Makanan, Dep.Kes.RI, 1964)
Vitamin C mudah diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata arbsorbsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20-120 mg/hari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram hanya diarbsorbsi sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi adalah di dalam jaringan adrenal, pituitary, dan retina. Vitamin C di ekskresikan terutama melalui urin,sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil di ekskresikan melaului kulit (Yuniastuti, 2008).
Berikut Tabel  Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C (sumber: Widya Karya Pangan dan Gizi, 1998)
Konsumsi vitamin C 1g per hari setelah tiga bulan akan menurinkan kolesterol 10% dan trigliserida 40% (Khomsan, 2010). Kelebihan vitamin C yang berasal dari makanan tidak menimbulkan gejala. Tetapi konsumsi vitamin C berupa suplemen secara berlebihan setiap harinya akan menimbulkan hiperoksaluria dan risiko lebih tinggi untuk menderita batu ginjal (Sunita, 2004).

4.       VITAMIN D
Dari beberapa jenis vitamin D dua diantaranya dianggap yang paling penting yaitu vitamin D2 (ergo kalsiferol) dan vitamin D3 (7-dehidrokoleterol kolikolaferol). Vitamin D3 dibentuk di dalam jaringan subkutan hewan dan manusia karena perubahan 7-dehidrokholesterol oleh pengaruh sinar ultra-violet dari matahari. Iradiasi ergosterol dapat menghasilkan vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan nabati yang dapat digunakan sebagai tambahan vitamin D pada susu dan makanan lain. Vitamin D ditemukan dalam hati, minyak ikan, hasil-hasil susu dan telur.

Vitamin D sangat penting bagi metabolisme kalsium dan fosfor. Dengan adanya vitamin D, absorpsi kalsium oleh alat pencernaan akan diperbaiki, kalsium dan fosfor dari tulang dimobilisasi, pengeluaran dan keseimbangan mineral dalam darah ikut dkendalikan. Vitamin D yang dari makanan, diserap bersama-sama lemak dan masuk ke dalam saluran darah melalui dinding usus kecil jejunum dan ileum dan diangkut ke dalam chylomicron melalui sirkulasi limpa. Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan gangguan penyerapan kalsium dan fosfor pada saluran pencernaan dan gangguan mineralisasi struktur tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D dapat meyebabkan kelainan pertumbuhan tulang pada anak-anak.

5.       VITAMIN E

Vitamin E adalah vitamin yang larut dalam lemak dan dapat melindungi jantung, arteri, dan komponen selular untuk tetap melakukan oksidasi dan mencegah lisis sel darah merah. Jika terdapat ketidakseimbangan garam, sekresi pancreas, dan lemak, vitamin E diabsorpsi di saluran pencernaan dan disimpan di seluruh jaringan, terutama liver, otot, dan jaringan lemak. Tujuh puluh lima persen dari jumlah vitamin E diekskresi di empedu dan sisanya melalui urin

Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin E antara lain sereal gandum utuh, minyak sayuran, daun bawang, biji bunga matahari. Kebutuhan vitamin E per hari menurut U.S RDA yaitu pada pria sebanyak 10 mg/hari; 15 IU, wanita sebanyak 8 mg/hari; 12 IU, pada kehamilan dibutuhkan sebanyak 10-12 mg/hari. (Kamiensky, Keogh 2006; Dewoto 2007).

Vitamin E merupakan faktor anti kemandulan dan penting untuk pembentukan dan kesehatan jaringan tulang. Vitamin E adalah antioksidan yang kuat dan berfungsi di dalam mencegah terbentuknya peroksida secara berlebihan dalam jaringan. Vitamin E membantu mencegah oksidasi terhadap vitamin A dalam saluran pencernaan. Dalam jaringan vitamin E menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh, sehingga membantu dan mempertahankan fungsi membran sel. Sumber vitamin E adalah kacang-kacangan, minyak nabati dan alpukat dll. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kegagalan menghasilkan anak, macrocytic anemia yaitu jangka hidup butir darah yang lebih pendek, liver necrosis, dan dystrophy otot-otot.

6.       VITAMIN K

Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi (penggumpal). Vitamin K terdiri dari K1 (2-metil-3-fitil-1,4-naftokuinon), K3 atau manadion (2-metil-1,4-naftokuinon) produk sintesis memiliki kekuatan 3x dibading vitamin K. Vitami K larut dalam lemak dan tahan panas, tetapi mudah rusak oleh radiasi, asam, dan alkali. Vitamn K sangat penting bagi pembentukan protombin. Kadar protombin yang tinggi di dalam darah merupakan indikasi baiknya daya penggumpalan darah. Sumber utama vitamin K adalah hati dan sayuran seperti bayam, kubis, dan bunga kol.

Tabel Nilai Vitamin K dalam beberapa bahan makanan ( mikrogram/100 gram)



F.       OVERDOSSAGE / KELEBIHAN VITAMIN
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Terkadang orang masih terus mengkomsumsi suplemen vitamin meskipun kebutuhan vitamin dalam tubuhnya telah terpenuhi. Akibatnya sering terjadi kondisi overdosis vitamin. Apa saja tanda-tanda overdosis vitamin? Vitamin adalah nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup oleh tubuh manusia untuk menjalankan fungsi tertentu. Namun, jika tubuh kelebihan vitamin alias overdosis justru akan menimbulkan efek sampingyang buruk.
Kondisi overdosis vitamin muncul ketika ada kelebihan asupan salah satu vitamin. Kondisi ini juga dikenal sebagai keracunan vitamin, karena kelebihan vitamin dalam tubuh menimbulkan beberapa efek samping. Overdosis vitamin yang larut dalam lemak menimbulkan efek samping yang lebih serius dibandingkan dengan vitamin yang larut dalam air. Hal ini karena, kelebihan vitamin yang larut dalam air bisa diatasi dengan banyak minum dan mengeluarkannya dari tubuh melalui urin. Ini bertentangan dengan vitamin yang larut dalam lemak.
Gejala-gejala overdosis atau keracunan vitamin tergantung pada jumlah vitamin yang berlebih .Pengobatan  overdosis vitamin sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Karena sebagian besar gejalanya seperti gejala medis yang lain, maka penting untuk didiagnosa dengan baik. Segera hentikan asupan suplemen vitamin adalah langkah utama dalam mengobati overdosis vitamin. Kedua, dokter mungkin menyarankan untuk menghindari makan makanan yang tinggi kadar vitamin masing-masing. Ketiga, dokter mungkin meresepkan beberapa obat yang membantu dalam mengobati gejala overdosis vitamin. Gejala overdosis vitamin dapat diobati jika tepat waktu dan perawatan yang tepat dilakukan. Sebagai tindakan pencegahan, perlu juga untuk memeriksa label multivitamin dan suplemen untuk agar lebih aman.

G.      MENJAGA KANDUNGAN VITAMIN DALAM BAHAN PANGAN
Sayuran merupakan sumber vitamin yang penting. Misalnya, wortel banyak mengandung vitamin A dan tomat penuh akan vitamin C. Selain itu, sayuran juga sumber bagi vitamin B 1 (thiamin) serta beberapa mineral yaitu Kalsium (Ca) dan zat besi (Fe).
Sayangnya, vitamin pada umumnya mempunyai sifat tidak stabil. Vitamin C, umpamanya, mudah sekali teroksidasi dan rusak oleh cahaya serta suhu tinggi. Hal ini disebabkan vitamin C (asam ascorbat) terdapat dalam bentuk tereduksi dan teroksidasi sebagai asam dehidroaskorbat secara bersama-sama.
Reaksi oksidasi reduksi ini bersifat reversible (bolak-balik). Dalam keadaan basa dan pH netral, asam dehidroaskorbat mengalami hidrolisa membentuk asam diketogulonat, dan asam ini tidak mempunyai aktivitas sebagai vitamin C.
Maka, untuk meminimalkan kehilangan vitamin dalam pemasakan, dapat dilakukan cara sebagai berikut:
1.      Sayuran daun hijau, sebelum dipotong atau dipetik, dicuci lebih dulu. Prosesnya jangan terbalik: dipotong dulu baru dicuci, karena kehilangan vitamin dengan cara ini akan lebih banyak. Perbandingan antara sayuran dan air untuk memasak adalah 1 : 3, dengan maksud supaya zat gizi yang terdapat pada sayuran tidak banyak hilang karena larut dalam air pelarut. Sedangkan waktu pengolahan bervariasi untuk jenis sayuran. Patokan waktu yang ideal untuk pengolahan sayuran adalah sebagai berikut:

Jenis sayuran
Waktu(menit)
direbus
dikukus
Direbus dng santan
Kangkung
3 – 8
7 – 10
5
Katuk
4 – 5
8 – 9
4 – 6
Bayam
4 – 6
8
3 – 5
Daun melinjo
10 – 14
14
8 – 9
Daun singkong
6
10
7
Petsay
5
7
3
Daun ketela rambat
20
6
9
Catatan: Penghitungan waktu di atas dimulai pada saat sayuran dicelupkan/dikukus pada air/ kuah santan yang telah mendidih.

2.      Memanggang dengan aluminium foil adalah cara kedua terbaik untuk memasak sayuran. Pastikan memercikkan kuah pemanggang di akhir untuk menjaga agar nutrisi yang keluar saat dipanggang akibat panas bisa dipertahankan.            
3.      Menggoreng sebentar bisa menjaga nutrisi tetap dalam sayuran, tetapi jangan berlebihan melakukannya dan pastikan sayuran masih dalam keadaan segar. Metode ini tidak terlalu bagus diterapkan karena sayuran akan menyerap minyak sehingga kandungan lemak akan tinggi     
4.      Sayuran yang baik dimakan mentah dan matang. Para penganut makanan mentah meyakini bahwa memasak sayuran akan merusak banyak nutrisi. Namun, hal tersebut tidaklah selalu benar meskipun sebagian makanan memang lebih baik dikonsumsi secara mentah.  Di antara yang bagus dikonsumsi secara mentah adalah beetroot, brokoli, bawang putih, dan red pepper. Sedangkan sayuran yang bagus dikonsumsi setelah dimasak adalah wortel, tomat, ubi, dan kale. Kemudian asparagus, bayam, dan jamur juga lebih baik jika dimasak terlebih dulu
Sumber : Seri Iptek Pangan Volume 1: Teknologi, Produk, Nutrisi & Kemanan Pangan, Jurusan Teknologi Pangan – Unika Soegijapranata, Semarang
BAGIAN II
MINERAL
A.      MINERAL
Seperti halnya vitamin, mineral adalah nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Mineral dan vitamin bertindak secara interaksi. Anda perlu vitamin agar mineral dapat bekerja dan sebaliknya. Tanpa beberapa mineral / vitamin, maka beberapa vitamin / mineral tidak berfungsi dengan baik. Perbedaan terbesar antara vitamin dan mineral adalah bahwa mineral merupakan senyawa anorganik, sedangkan vitamin organik. Seperti halnya vitamin, tubuh kita memerlukan sejumlah kecil mineral. Mineral yang diperlukan tubuh dalam bentuk garam atau unsur. Garam mineral mudah larut dan mudah diserap tubuh tanpa proses pencernaan. 

Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh. Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral minor (trace elements) adalah yang kita perlukan kurang dari 100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida adalah contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Pembedaan jenis mineral tersebut semata-mata hanya berdasarkan jumlah yang diperlukan, bukan kepentingan. Mineral minor tak kalah penting dibandingkan mineral utama. Kekurangan mineral minor akan menyebabkan masalah kesehatan yang juga serius

B.      FUNGSI MINERAL
Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organik, ada pula yang berbentuk ion-ion bebas. Di dalam tubuh unsur mineral secara umum memiliki fungsi pembangunan dan pengatur. Secara lebih detail fungsi mineral dapat dijabarkan sebagai berikut:
1.         Komponen penting senyawa dalam tubuh sebagai penyusun struktur tulang dan gigi (Kalsium dan Fosfor)
2.         Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis.
Mineral akan berkaitan dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang bersangkutan, sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung. Selain itu, mineral berkaitan dengan komponen protein dan mempengaruhi aktivitas protein yang bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari hemoglobin pada sel darah merah.
3.         Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi.
Penyerapan dan transport beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral, seperti sodium yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang memfasilitasi penyerapan vitamin B12.
4.         Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh.
Sebagian besar reaksi kimia di tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh sedikit di atas netral. Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan ion lainnya.
5.         Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Mineral dalam bentuk ion mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh baik dari luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara keseluruhan turut serta mengontrol keseimbangan cairan di seluruh tubuh sehingga proses metabolisme dapat terus berlangsung.
6.         Penghantar impuls saraf.
Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion mineral antar sel saraf di sepanjang serabut saraf. Mineral yang berperan terutama adalah Natrium dan Kalium yang bekerja menghantarkan impuls antar membran sel serta kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter, mengikatnya dan menghantarkan ke sel saraf lain.
7.         Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang berperan dalam aktifitas otot.
Kontraksi otot memerlukan ion kalsium dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung normal berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan Magnesium.

C.       KLASIFIKASI MINERAL BERDASARKAN JUMLAH KEBUTUHAN DALAM TUBUH

Berdasarkan jumlah kebutuhan dalam tubuh, mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu makroelemen dan mikroelemen.

a. Makroelemen adalah mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah besar. Makroelemen meliputi kalium (K), kalsium (Ca), natrium (Na), fosfor (P), magnesium (Mg), belerang (S), dan klor (Cl).

b. Mikroelemen yaitu mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit. Misalnya besi (Fe), mangan (Mn), kobalt (Co), molibdenum (Mo), dan selenium (Se).


D.      MACAM  MINERAL YANG DIBUTUHKAN TUBUH  MANUSIA DAN SUMBERNYA

No
Nama Mineral
Sumber
Fungsi
Akibat Kelebihan dan Kekurangan Mengkonsumsi
1)
Natrium (Na)
Garam Dapur
·         Memelihara keseimbangan cairan tubuh
·         Memelihara keseimbangan PH dalam sel
·         Mengatur permeabilitas sel
·         Mengatur transmisi impuls
·         Hipertensi (tekanan darah tinggi)
·         Gangguanpada jantung dan ginjal
·         Turunnya nilai osmotik cairan sehingga meningkatkan suhu tubuh
2)
Kalium (K)
Susu, buah-buahan, kacang-kacangan, daging dan sayuran
·         Sebagai kofaktor (komponen kimia untuk membantu kerja enzim) pembentukan karbohidrat dan protein
·         Membantu konsterasi otot dan memlihara denyut jantung
·         Mengatur pelepasaninsulin dari pankreas
·         Transmisi impuls saraf
·         Kejang otot
·         Kelemahan otot
·         Pertumbuhan terhambat
·         Denyut jantung tidak teratur dan gangguan pernapasan
·          Karies (kerusakan gigi)
3)
Kalsium (Ca)
Ikan, keju, kubis, brokoli. bit, wortel, biji-bijian dan kacang-kacangan
·         Mengatur matriks tulang dan gigi
·         Membantu proses pembekuan darah
·         Membantu kontraksi otot
·          Transmisi impuls saraf
·         Hiperkalsemia (kadar kalsium yang   tinggi dalam darah)
·         Osteoporosis
·         Rakhitis (pembengkokan tulang kaki)
·         Kejang otot
·         Hipokalsemia (rendahnya kadar kalsium dalam darah)

4)
Fosfor (P)
Susu, kuning telur, daging dan kacang-kacangan
·         Pembentukan matriks tulang dan gigi
·         Mengatur kesimbangan asam dan basa dalam tubuh (darah)
·         Mengerutkan kontraksi otot
·         Memacu metabolisme
·         Pengikisan rahang
·         Kerapuhan tulang dan gigi
·         Rakhitis
5)
Magnesium (Mg)
Susu, daging, padi dan kacang-kacangan
·         Respirasi seluler
·         Biokatalisator
·         Unsur penting dalam otot, tulang dan eritrosit
·         Diare
·         Ganguan sistem saraf
·         Gangguan ginjal dan kardiovaskuler
·         Kontrol emosi dan mental turun
6)
Klor (Cl)
Garam dapur, susu,daging dan telur
·         Komponen penyusun asam dan lambung
·         Keseimbangan cairan asam basa, elektrolit dan tekanan osmotik
·         Gangguan pencernaan
·          Kontraksi otot abnormal
7)
Belerang (S)
Telur, susu, daging, keju, buah-buahan, dan kacang-kacangan
·         Komponen penyusun beberapa vitamin, seperti tiamin,biotin dan pantotenat
·         Aktivator enzim
·         Menganggu pertumbuhan
8)
Zat Besi (Fe)
Daging, ikan,unggas, hati, susu, telur, sayuran hijau dan tepung gandum
·         Respirasi seluller
·         Membentuk hemoglobin
·         Cirrhosiss (pembengkakan karena meningkatnya cairan pada hati)
·          Lesu, pusing dan anemia
9)
Yodium (I)
Ikan laut, minyak ikan, sayuan hijau dan garam beryodium
·         Mebatu fungsi kelenjar troid
·         Pembentukan hormon tiroksin
·         Penyakit gondok
·         Penyakit kretinisme
·         Tumbuh kerdil
10)
Seng (Zn)
Ikan laut, kerang, hati, daging, susu, telur dantiram
·         Membatu metabolisme
·         Pertumbuhan dan reproduksi
·         Anemia
11)
Fluor (F)
Susu, kuning telur, ikan dan garam
·         Menguatkan tulang dan gigi
·         Gigi coklat
·         Impuls saraf terganggu
·         Periodental (peradangan pada jaringan penyangga gigi)
·         Osteoporosis
12)
Tembaga (Cu)
Kacang-kacangan, hati , kerang dan ginjal
·         Pembentukan hemoglobin dan eritrosit
·         Memelihara fugsi sistem saraf
·         Sintesis hormon
·         Pusing, lesu dan sakit kepala
·         Anemia
·          Gangguan pada sistem saraf

E.      TINJAUAN SIFAT DAN KARAKTERISTIK MINERAL

1.       Natrium (Na) dan Klor (Cl)
Natrium (Na) dan klorida (Cl) biasanya berhubungan sangat erat baik sebagai bahan makanan maupun fungsinya dalam tubuh. Sebagian besar natrium didapat dalam plasma darah dan dalam cairan di luar sel (ekstraseluler); beberapa diantaranya terdapat dalam tulang. Jumlah natrium dalam badan manusia diperkirakan sekitar 100-110g. Natrium bergabung degan klorida membentuk NaCl seperti halnya garam dapur. Klorida banyak terdapat pada plasma darah, dalam kelenjar pencernaan lambung sebagai asam klorida (HCl). Ion klorida mengaktifkan enzim amilase dalam mulut untuk memecah pati yang dikonsumsi. Sebagai bagian terbesar dari cairan ekstraseluler, natrium dan klorida membantu mempeahankan tekanan osmotik, di samping juga membantu menjaga keseimbangan asam dan basa.

Makanan yang mengandung kurang dari 0,3% natrium akan terasa hambar sehingga tidak disenangi. Konsumsi natrium bervariasi terhadap suhu dan daerah tempat tinggal, dengan kisaran dari 2 g sampai 10 g per hari. Pengaturan konsentrasi natrium, cairan badan, dan keseimbangan natrium dilakukan melalui ginjal.

Pada orang sehat jarang sekali ditemukan kasus kekurangan natrium. Tanda pertama kekurangan natrium adalah rasa haus. Bila terjadi kekurangan natrium, maka cairan ekstraseluler berkurang, tekanan osmotik dalam cairan tubuh tubuh menurun  menyebabkan air dari cairan ekstraseluler masuk ke dalam sel, sehingga tekanan osmotik dari cairan ekstraseluler meningkat. Volume cairan, termasuk darah akan menurun, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Pada keadaan hilangnya banyak natrium, orang akan muntah-muntah atau diare karena cairan yang ada dalam usus banyak mengandung natrium.

Keadaan hipertensi (tekanan darah tinggi) banyak ditemukan pada masyarakat yang mengkonsumsi natrium dalam jumlah besar. Natrium yang terlalu banyak ditandai dengan pengembangan volume cairan ekstraseluler yang menyebabkan oedem. Kadar natrium dalam darah tidak dapat digunakan sebagai indikator status natrium dalam tubuh. Indikator yang baik bagi keseimbangan natrium adalah keadaan kardiovaskuler, seperti pulsa (denyut) nadi dan tekanan darah, juga pengeluaran natrium di dalam urin.

Sumber natrium adalah garam dapur, mono sodium glutamat (MSG), kecap dan makanan lain yang diawetkan dengan garam dapur. Di antara makanan yang belum diolah, sayuran dan buah mengandung paling sedikit natrium .Klor dalam produk pangan sering terdapat dalam bentuk garam dapur (NaCl). Keberadaan klor dalam bahan pangan sering terkait dengan keberadaan natrium
Tabel Kandungan natrium dalam bahan makanan (mg/100g)
Bahan Makanan
mg
Bahan makanan
mg
Daging saping
Hati sapi
Ginjal sapi
Telur bebek
Telur ayam
Ikan ekor kuning
Sardin
Udang segar
Ten kering
Susu sapi
Yogurt
Mentega
93
110
200
191
158
59
131
185
885
36
40
780
Margarin
Susu kacang kedelai
Roti cokelat
Roti putih
Kacang merah
Kacang mende
Jambu monyet, biji
Selada
Pisang
Teh
Cokelat manis
Ragi
950
15
500
530
19
26
26
14
18
50
33
610

2.       Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif atau kation dan terdapat di dalam sel (intraseluler). Recommended Dietary Allowance (RDA) menyarankan untuk mengkonsumsi kalium tidak lebih dari 2-6 gram per hari (Berdanier 1998). Kalium berperan dalam pengaturan fungsi otot. Kalium yang dikonsumsi dalam jumlah besar akan menurunkan tekanan darah, sehingga dapat mencegah penyakit darah tinggi (Okuzumi dan Fujii 2000).

Angka kecukupan gizi kalium pada orang dewasa adalah sebesar 2000 mg/hari. Kekurangan kalium pada manusia akan mengakibatkan lemah, lesu, kehilangan nafsu makan dan kelumpuhan, sedangkan kelebihan akan menyebabkan gagal jantung yang berakibat kematian serta gangguan fungsi ginjal (Almatsier 2003).

3.       Kalsium (Ca)
Unsur anorganik yang paling penting di dalam tubuh dan dalam jumlah yang terbanyak adalah kalsium. Fungsi dari kalsium adalah sebagai pembentuk tulang dan gigi, memegang peranan dalam proses pembekuan darah, perkembangan fetus dalam fase kehamilan, merangsang syaraf, kontraksi otot dan mempertahankan permeabilitas dinding sel (Piliang dan Djojosoebagjo 2006).

Kebutuhan tubuh akan kalsium berbeda bagi setiap orang. Di Amerika kebutuhan kalsium bagi orang dewasa adalah 800 mg per kapita per hari namun untuk orang yang hidup di daerah tropis dapat mempertahankan status kalsiumnya dengan hanya mengkonsumsi 200-400 mg per kapita per hari. Hal ini disebabkan oleh adanya sinar matahari yang dapat membantu pembentukan vitamin D yang selanjutnya membantu peningkatan metabolisme kalsium (Muchtadi et al. 1993). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel
Tabel Angka kecukupan rata-rata sehari untuk kalsium
Usia
Angka kecukupan rata-rata sehari (mg)
Bayi (0-12 bulan)
200 - 400
Anak-anak (1-9 tahun)
500 - 600
Laki-laki dan wanita (10-19 tahun)
1000
Usia 19-65 tahun ke atas
800

Kekurangan kalsium akan menyebabkan kadar kalsium darah menurun. Kondisi dimana kadar kalsium berada dibawah kisaran normal (9-10 mg/100 ml) disebut hipokalsemia yang dapat menyebabkan tetani atau kejang pada otot. Kelebihan kalsium pada manusia dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal dan konstipasi (susah buang air besar) (Almatsier 2003).

Kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada Tabel
Tabel  Nilai kalsium berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan
mg
Bahan makanan
mg
Tepung susu
Keju
Susu sapi segar
Yogurt
Udang kening
Ten kening
Sardines (kaleng).
Telur bebek Telur ayam
Ayam
Daging sapi
Susu kental manis
904
777
143
120
1209
1200
354
56
54
14
11
Tahu
Kacang merah
Kacang tanah
Oncom
Tepung kacang kedelai
Bayam
Sawi
Daun melinjo
Katuk
Selada air
Daun singkong
124
80
58
96
195
265
220
219
204
182
165


4.       Fosfor (P)

Sekitar 85% fosfor ditemukan di dalam tulang pada tubuh orang dewasa dan sekitar 15% sisanya ditemukan dalam bentuk jaringan lunak. Rekomendasi dari National Academy of Sciences memberikan angka kecukupan fosfor tiap individu sesuai dengan Recommended Dietary Allowance (RDA) yaitu 1250 mg untuk usia muda 9-18 tahun dan 700 mg untuk orang dewasa >19 tahun (IOM 1997). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk fosfor pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel
Tabel  Angka kecukupan rata-rata sehari untuk fosfor
Usia
Angka kecukupan rata-rata sehari (mg)
Bayi (0-12 bulan)
100 - 225
Anak-anak (1-9 tahun)
400
Laki-laki dan wanita (10-19 tahun)
1000
Usia 19-65 tahun ke atas
800

Fosfor merupakan nutrisi penting bagi kehidupan manusia yang berfungsi untuk pertumbuhan, pemeliharaan dan perbaikan semua jaringan tubuh bersamaan dengan kalsium serta magnesium. Asupan fosfor cukup penting untuk memastikan keseimbangan mineral dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi (Heaney 2004).

5.       Magnesium (Mg)

Magnesium berfungsi sebagai aktivator enzim peptidase, meningkatkan tekanan osmotik serta membantu mengurangi getaran otot. Magnesium diserap diusus kecil dan diduga hanya sepertiga dari yang tercerna akan diserap karena kelarutan garam magnesium rendah (Budiyanto 2002). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk magnesium pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel
Tabel  Angka kecukupan rata-rata sehari untuk magnesium
Usia
Angka kecukupan rata-rata sehari (mg)
Bayi (0-12 bulan)
25 - 55
Anak-anak (1-9 tahun)
60 - 120
Laki-laki dan wanita (10-19 tahun)
170 - 270
Usia 19-65 tahun ke atas
270 - 300

Kekurangan magnesium terjadi apabila kekurangan konsumsi protein dan energi. Kekurangan magnesium pada manusia akan mengakibatkan kurang nafsu makan, gangguan dalam pertumbuhan, koma, gagal jantung dan hypomagnesema (keadaan defisiensi magnesium dalam darah) dengan gejala denyut jantung tidak teratur, insomia, lemah otot, kejang kaki serta telapak kaki dan tangan gemetar (Almatsier 2003).
Kelebihan konsumsi magnesium juga akan berdampak buruk terhadap kesehatan seperti diare kronik, kejang perut, dan gagal ginjal serta dapat menyebabkan perubahan mental (akibat gangguan pada sistem saraf). Terjadinya kelebihan magnesium pada umumnya tidak bersumber dari konsumsi bahan pangan, tetapi bersumber dari konsumsi suplemen atau obat (Astawan 2010).

6.       Belerang (S)

Sulfur (S) terdapat dalam asam amino metionin, sistein dan sistin, tiamin dan biotin. Bagian-bagian tubuh yang mengandung sulfur adalah jaringan pengikat, kulit, kuku, dan rambut. Senyawa sulfur sangat berperan dalam berbagai reaksi oksidasi reduksi, terdapat dalam berbagai koenzim, misalnya koenzim A, tiamin, biotin, dan glutation (tripeptida dari asam glutamat, sistein, dan glisin). Konsentrasi glutation sangat tinggi dalam butir darah merah, kulit, rambut, tulang rawan, kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.

Sulfur sebagian besar diekskresikan  melalui urin sebagai ion bebas SO42-. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit intraseluler yang terdapat di dalam plasma dalam konsentrasi rendah. Kecukupan sehari-hari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum diketahui adanya kekurangan sulfur. Kekurangan sulfur tidak akan terjadi selama konsumsi harian protein cukup.

7.       Zat Besi (Fe)
Besi merupakan konstituen penting dari hemoglobin dan sitokrom. Zat besi dapat diabsorpsi oleh tubuh dalam kondisi normal sekitar 15% dari makanan yang dikonsumsi, sedangkan pada kondisi kekurangan zat besi tubuh dapat mengarbsorpsi sampai dengan 35% (Groft dan Gropper 1999). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel .

Tabel  Angka kecukupan rata-rata sehari untuk besi
Usia
Angka kecukupan rata-rata sehari (mg)
Bayi (0-12 bulan)
0,5 - 7
Anak-anak (1-9 tahun)
8 - 10
Laki-laki dan wanita (10-19 tahun)
13 - 19
Usia 19-65 tahun ke atas
13 - 26

Besi memiliki fungsi untuk transportasi oksigen ke jaringan (hemoglobin) dan mekanisme oksidasi seluler. Penipisan cadangan besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi (Almatsier 2003). Kelebihan zat besi adalah pusing, mual, lemah, sakit kepala dan nafas pendek. Kelainan genetik yang disebut hemochromatosis juga bisa menyebabkan tubuh memproduksi zat besi berlebih. Kelebihan ini umumnya dikarenakan pemakaian obat suplemen secara berlebihan (Ulfah 2009).

Sumber besi yang baik adalah dari makanan hewani seperti daging, ayam dan ikan. Sumber besi yang lainnya yaitu telur, serealia, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah. Daya absorpsi besi berbeda untuk bahan pangan satu dengan lainnya. Besi dan telur terserap 2 - 6%, besi dan daging ayam terserap 11%, besi dan bayam hanya sekitar 1%, dan dan jagung hanya 3%. Orang yang berada dalam keadaan normal dapat menyerap 5 - 10% dan orang yang kekurangan besi menyerap 10 - 20%.  Tabel 5 memperlihatkan kadar Fe pada beberapa jenis makanan.

Tabel 6.6. Nilai besi (Fe) berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan
mg
Bahan makanan
mg
Tempe/kacang kedelai murni
Kacang kedelai kering
Kacang hijau
Kacang merah
Kelapa tua
Udang segar
Hati sapi
Daging sapi
Telur bebek
Telur ayam
Ikan segar
Ayam
Gula kelapa
10
8
6.7
5
2
8
6.6
2.8
2.8
2.7
2
1.5
2.8
Biskuit
Jagung kuning
Roti putih
Beras setengah giling
Kentang
Daun kacang panjang
Bayam
Sawi
Daun katuk
Kankung
Daun Singkong
Pisang ambon
Keju
2.7
2.4
1.5
1.2
0.7
6.2
3.9
2.9
2.7
2.5
2
0.5
1.5



8.       Yodium (I)

Yodium adalah suatu bahan yang digunakan untukmembuat hormon tiroksin oleh kelenjar gondok,yang memstimulasikan proses-proses oksidasi dalam tubuh. Dengan jalan ini aka tiroksin atau kelenjar gondok melakukan kontrol terhadap metabolisme, pertumbuhan dan pemakaian tenaga oleh tubuh. Kekurangan yodium akan mengakibatkan kelenjar gondok menjadi besar karana bertambahnya jumlah jaringan dalam kelenjar itu. Tetapi jumlah jaringan yang secara aktif dapat menghasilkan hormon tiroksin menjadi berkurang. Pembesaran gondok ini disebut penyakit gondok.
Penyakit gondok ini banyak terjadi didaerah pegunungan karena biasanya air minum mereka sangat sedikit mengandung yodium. Jumlah Iodium dalam tubuh orang dewasa diperkirakan antara 9-10 mg, dua sepertiga dari jumlah tersebut terkumpul pada kelenjer tiroid (kelenjer gondok). Kelenjer tiroid merupakan kelenjer hormon yang terdapat pada dasar leher dan mempunyai berat 20-25 g, terdiri dari dua bagian masing-masing terletak di sebelah kanan dan kiri trachea.
Pada umumnya wanita dan anak perempuan mempunyai kecendrungan lebih mudah kena penyakit gondok daripada pria dan anak laki-laki. Masa paling peka terhadap kekurangan iodium terjadi pada waktu usia meningkat dewasa (puber).
Kekurangan Iodium selain dapat menyebabkan penyakit gondok juga dapat menyebabkan kretinisme pada pria. Kretinisme juga gejala awal kekurangan Iodium, namun sebagian besar terjadi pada pria. Terjadi di daerah gondok endemik (daerah dimana banyak dijumpai penderita gondok). Kretinisme ditandai dengan pertumbuhan bayi yang sangat terhambat, wajah kasar dan membengkak, perut kembung dan membesar serta bibir menebal dan selalu terbuka.
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (2004) mencantumkan konsumsi yang disarankan untuk setiap individu menurut kelompok umur. Konsumsi Iodium untuk bayi 50 - 70 ug per orang per hari. Anak-anak hingga usia 9 tahun 70 – 100 membutuhkan iodium ug/hari, sedangkan kebutuhan pria dan wanita dalam kondisi normal 150 ug / hari dan wanita hamil 175 ug/ hari dan wanita yang sedang menyusui 200 ug / hari. Penggunaan Iodium sebagai pencegahan penyakit gondok telah lama diketahi.. Iodium yang ditambahkan biasanya dalam bentuk garam kalium iodida (0.005-0.01 % dalam garam) karena biasanya konsumsi garam setiap hari rata-rata 5-15 g.

9.       Seng (Zn)

Seng diperlukan dalam jumlah sangat kecil dalam tubuh (dalam diet) dan membentuk bagian yang esensial dari banyak enzim (misalnya karbonat anhidrase yang penting dalam metabolisme karbondioksida). Seng memiliki peranan yang penting dalam sintesis protein serta pembelahan sel. Defisiensi seng sering dihubungkan dengan anemia, kerdil, penyembuhan luka dan ketidaknormalan mengecap rasa (Almatsier 2003). Angka kecukupan rata-rata sehari untuk seng pada orang Indonesia dapat dilihat pada Tabel
Tabel Angka kecukupan rata-rata sehari untuk seng

Usia
Angka kecukupan rata-rata sehari (mg)
Bayi (0-12 bulan)
1,3 - 7,5
Anak-anak (1-9 tahun)
8,2 - 11,2
Laki-laki dan wanita (10-19 tahun)
12,6 - 17,4
Usia 19-65 tahun ke atas
9,3 - 13,4


Mineral seng banyak terdapat pada hati, telur, makanan dari laut terutama kerang-kerangan. Seng berperan dalam beberapa kegiatan metabolisme tubuh seperti mengatur aktifitas enzim dan sintesis protein asam nukleat (Piliang dan Djojosoebagjo 2006). Kekurangan seng dapat terjadi pada golongan rentan yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Kekurangan seng dapat menyebabkan terjadinya diare, gangguan pertumbuhan, gangguan kematangan seksual, gangguan sistem saraf, sistem otak dan gangguan pada fungsi kekebalan (Almatsier 2003).

10.   Fluor (F)
Telah diketahui bahwa flour penting dalam pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi agar memiliki daya tahan terhadap penyakit. Penambahan garam flourida damam air minum dengan kadar 1 ppm dianggap normal. Penambahan flourida pada air minum dianjurkan untuk pencegahan terhadap penyakit gigi. Flouridasi air minum yang baik adalah dengan kadar 1,0 – 1,2 ppm untuk daerah sub tropisdan pada daerah panas penggunaan flour lebih sedikit, yaitu 0,5 – 0,7 ppm.

Fluor terdapat dalam tanaman, ikan, dan makanan hasil ternak. Konsumsi fluotida dari bahan makanan sehari-hari diperkirakan 0,2-0,3 mg. Makanan dari laut mengandung 5-15 ppm fluorida dan teh kering mengandung 75-100 ppm. Makanan juga dapat menyerap fluorida bila dimasak pada air yang telah mengalami fluoridasi.Penggunaan flour juga perlu diawasi. Tingginya kandungan fluor pada air minum mengakibatkan kerusakan pada gigi. Gigi yang terlalu banyak flourida dalam air minum, mengakibatkan email gigi keruh dan berkapur serta berkarat. Terkadang dapat menimbulkan noda yang berwarna coklat sampai hitam. Hal ini dapat dicegah dengan mengurangi kandungan mineral dalam air minum. Dengan flourida 1 ppm dalam air minum, kerak dan noda pada gigi anak-anak tidak akan timbul, sehingga mengurangi terjadinya sakit gigi pada anak-anak.

11.   Tembaga (Cu)
Tembaga terdapat dalam tubuh orang dewasa sekitar 100-150 mg dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada hati, ginjal, rambut dan otak. Tembaga berperan dalam beberapa kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim tiroksinase dan sitokrom oksidase. Tembaga juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda (Almatsier 2003).

Mineral tembaga merupakan komponen beberapa enzim yang memegang peranan penting dalam tubuh terutama yang berhubungan dengan fungsi-fungsi perkembangan tubuh dan pemeliharaan tubuh yaitu fungsi sistem syaraf pusat serta pembentukan eritrosit (Piliang dan Djojosoebagjo 2006).

Kekurangan tembaga dapat menyebabkan anemia, demineralisasi tulang dan kurangnya jumlah sel darah merah yang dihasilkan. Kelebihan tembaga secara kronis mengakibatkan penumpukan tembaga di dalam hati yang dapat menyebabkan kerusakan pada hati (Almatsier 2003).

12.   Selenium (Se)

Konsentrasi selenium tertinggi terdapat dalam ginjal, diikuti dengan hati, limpa, pankreas dan testes. Selenium mudah diabsorpsi dan diekskresikan melalui urin dan feses. Selenium merupakan komponen penting enzim Glutathione Perokxidase dalam eritrosit. Enzim ini berfungsi untuk melindungi terjadinya akumulasi hidrogen peroksida. Selenium mudah hilang saat pencucian, pemasakan serta penyimpanan bahan makanan. Recommended Dietary Allowance (RDA) belum menetapkan kebutuhan konsumsi selenium untuk tubuh namun diperkirakan sebanyak 75 mikrogram per hari (Piliang dan Djojosoebagjo 2006).

Selenium sangat esensial bagi enzim Glutathione Perokxidase, yaitu enzim yang paling penting untuk menetralkan radikal bebas. Selenium membantu sel hidup lebih lama dengan melindungi membran sel. Selenium membantu memproduksi enzim khusus yang akan merubah peroksida menjadi cairan yang tidak berbahaya (Wirakusumah 1995).


Dipresentasikan tgl 26 APRIL 2013
oleh
Ami Korniawati
M. Awaludin Noor
Nailis Sa'adah